Jumat, 08 November 2013
Bibit Cempedak
Diposting oleh Pembibitan Berkah Tani di 13.32 0 komentar
Label: bibit cempedak, bibit nangka, bibit tanaman buah, bibit tanaman buah lainnya
Posts RelacionadosBibit Alpukat
Kami membudidayakan bibit apukat jumbo, belanda, mentega, dan kendil dengan sistem perbanyakan sambung pucuk.
Diposting oleh Pembibitan Berkah Tani di 13.29 0 komentar
Label: bibit alpukat, bibit tanaman buah
Posts RelacionadosKamis, 03 Oktober 2013
Bibit Jambu Jamaika
Jambu Jamaika memiliki tajuk dan daun sama dengan jambu air yang lain. Dahannya cenderung memanjang, lentur, dan menjulur ke segala arah. Daun berwarna hijau tua, dan berukuran besar. Kulit buah berwarna merah muda saat belum matang dan berubah semakin hitam apabila semakin tua. Daging buahnya lebih tebal dari jambu air kebanyakan dan tekstur buahnya lebih halus. Jambu Jamaika vegetatif bisa berbuah saat berumur 9-13 bulan dan jambu Jamaika generatif bisa bebuah saat berumur 2-3 tahun.
Kami membudidayakan bibit jambu jamaika dalam jumlah besar dengan usia dan ukuran yang bervariasi, dari usia 4 bulan hingga usia 3 tahun dan variasi ukuran mulai dari 40 - 300 cm. Kami melayani kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta untuk program reboisasi, reklamasi pasca tambang, maupun program reboisasi umum serta kami memberikan konsultasi dan pelatihan penanaman bibit jambu jamaika bagi Anda pembeli bibit dari kami.
Diposting oleh Pembibitan Berkah Tani di 12.50 0 komentar
Label: bibit jambu bol, bibit tanaman buah
Posts RelacionadosBibit Jati Super
Diposting oleh Pembibitan Berkah Tani di 12.46 0 komentar
Label: bibit jati, bibit tanaman kayu
Posts RelacionadosBibit Manggis
Diposting oleh Pembibitan Berkah Tani di 12.33 0 komentar
Label: bibit manggis, bibit tanaman buah, bibit tanaman obat
Posts RelacionadosBibit Mangga Arum Manis
Diposting oleh Pembibitan Berkah Tani di 12.31 0 komentar
Label: bibit mangga, bibit tanaman buah
Posts RelacionadosRabu, 02 Oktober 2013
Hama Tanaman Durian
HAMA TANAMAN KELENGKENG / LENGKENG (Dimocarpus longan L.)
Jenis – Jenis Hama
Pada umumnya tanaman lengkeng sangat tahan terhadap serangan berbagai macam hama dan penyakit. Hanya terdapat beberapa hama yang sering mengganggu tanaman lengkeng, antara lain :
a. Trusuk
b. Penggerek Batang (Zeuzera coffeae Neitner)
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Zeuzera_coffeae.jpg
c. Penghisap Buah (Tessaratoma javanica)
http://www.discoverlife.org/mp/20p?see=I_PAO7643&res=640
d. Kelelawar
Gejala Serangan
a. Trusuk
Hama ini menyerang bagian batang, terutama batang pokoknya, yakni dengan cara membuat lubang dan masuk ke dalamnya. Apabila jumlahnya sangat banyak, pohon lengkeng yang diserang tentu terdapat lubang yang sangat banyak pula sehingga menunjukkan perubahan pada warna daunnya yakni menjadi kuning dan akhirnya rontok, cabang – cabang menjadi kering dan mengakibatkan kematian .
b. Penggerek Batang (Zeuzera coffeae Neitner)
Larva Z. Coffeae mengebor kulit hingga ke bagian kambium kemudian menggerek bagian kambium dan kayunya. Apabila luas gerekan melingkar dan temu gelang, maka bagian tanaman di atas gerekan akan mengering dan mati. Pohon yang terserang hama ini ditandai dengan terdapatnya kotoran dan cairan yang berwarna kemerah – merahan dari bekas gerekan yang disertai larva sehingga menyebabkan distribusi hara dan air terganggu. Serangan hama tersebut menimbulkan gejala daun – daunnya kemudian rontok, tanaman menjadi kering dan akhirnya mati.
c. Penghisap Buah (Tessarotoma javanica)
Terdapat tanda tusukan berwarna hitam pada buah kelengkeng. Buah tampak keriput karena cairan buah dihisap hama ini. Bahkan banyak buah yang terdapat kopong/ tidak berisi. Hal ini menyebabkan produksi buah lengkeng menurun karena banyaknya buah yang busuk .
d. Kelelawar
Kelelawar juga termasuk hama yang sangat merugikan petani, sebab disamping memakan buah kelengkeng yang sudah masak juga dapat merontokkan buah yang masih muda.
Pengendalian Hama
Pemberantasan hama trusuk dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida pada batang yang telah terserang hama tersebut. Namun akan lebih baik jika dilakukan pencegahan secara dini sebelum terserang yakni dengan penyemprotan insektisida terhadap batang – batang lengkeng yang sehat, terutama batang pokoknya. Pemberantasan ini juga akan berlaku untuk penggerek batang (Zeuzera coffeae Neitner) karena kedua hama ini menyerang batang.
Untuk mengatasi gangguan kelelawar dan penghisap buah (Tessarotoma javanica) maka buah kelengkeng pada tiap malainya harus dibrongsong dengan anyaman bambu atau tepes kelapa.
sumber : http://yusufsugianto.blogspot.com/2010/11/hama-utama-pada-tanaman-lengkeng.html
Jumat, 06 September 2013
Cara Membuat PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria)
PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) adalah :
- Sejenis bakteri yang hidup di sekitar perakaran tanaman.
- Bakteri tersebut hidupnya secara berkoloni menyelimuti akar tanaman.
- Bagi tanaman keberadaan mikroorganisme ini akan sangat menguntungkan.
- Bakteri ini memberi keuntungan dalam proses fisiologi tanaman dan pertumbuhannya.
- Mmampu memacu pertumbuhan dan fisiologi akar serta mampu mengurangi penyakit atau kerusakan oleh serangga.
- Selain itu PGPR juga meningkatkan ketersediaan nutrisi lain seperti phospat, belerang, besi dan tembaga.
- PGPR juga bisa memproduksi hormon tanaman, menambah bakteri dan cendawan yang menguntungkan serta mengontrol hama dan penyakit tumbuhan.
- 100 gr akar bambu
- 400 gr gula pasir
- 200 gr trasi
- 1 kg dedak halus
- 10 lt air
- Penyedap rasa secukupnya
- Rendam akar bambu dalam air matang dingin 2-4 hari
- Rebus bahan 2 s/d 6 sampai memdidih selama 20 menit
- Setelah dingin masukkan semua bahan kedalam jerigen dan tutup rapat
- Buka dan kocok-kocok sehari sekali
- Setelah 15 hari PGPR siap digunakan
- Saring PGPR
- Campurkan 1 lt PGPR ke dalam air 1 tangki
- Semprotkan PGPR tersebut ke lahan yang belum ditanami
- Ulangi penyemprotan setiap 20 hari sekali
sumber : http://hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&catid=79:teknologi&id=453:pgpr
Rabu, 04 September 2013
cara membuat pupuk organik (bokashi)
- Siapkan bahan-bahan berikut: pepaya dan kulitnya 0,5 kg, pisang dan kulitnya 0,5 kg, nenas dan kulitnya 0,5 kg, kacang panjang segar 0,25 kg, sayuran hijau (kangkung/bayam) 0,25 kg, gula pasir 1kg dan ragi tape 5 butir.
- Campur pepaya, nenas, pisang, kacang panjang dan sayuran dan lumatkan bahan-bahan tersebut dengan blender.
- Masukkan bahan-bahan yang telah dilumat kedalam ember yang ada penutupnya. Lalu tambahkan 1 liter air, gula pasir dan ragi tape. Aduk perlahan hingga merata. Kemudian tutup ember dengan rapat, diamkan selama 7 hari.
- Setelah tujuh hari akan terbentuk cairan berwarna coklat gelap. Saring cairan tersebut, air hasil saringan merupakan larutan efektif mikroorganisme (EM) yang bisa dijadikan dekomposer pupuk bokashi. Simpan cairan dalam wadah/botol. Larutan EM bisa dipakai hingga 6 bulan, sedangkan ampasnya bisa digunakan sebagai kompos.
- Siapkan bahan-bahan berikut: 200 kg jerami atau sisa hijauan, 600 kg kotoran ternak yang telah kering, 50 kg serbuk gergaji/dedak, 50 kg arang sekam, 100 kg humus (top soil, berasal dari tanah hutan lebih baik), 1 liter larutan dekomposer (EM4) dan 1 kg gula pasir.
- Pilih tempat fermentasi yang terlindung dari air hujan dan sengatan matahari langsung. Buat lubang berbentuk persegi panjang di atas tanah tersebut dengan lebar 1 meter, panjang 2 meter dan dalam 30-50 cm, atau sesuaikan ukuran lubang dengan banyaknya bahan baku.
- Cacah jerami atau hijauan kecil-kecil, campuran bahan-bahan organik yang telah disiapkan, aduk hingga merata dengan cangkul atau sekop. Bila perlu (misalnya tanah Anda asam), tambahkan abu (Mg) dan kapur pertanian (Ca) untuk memperkaya kandungan hara pupuk bokashi yang dihasilkan.
- Encerkan larutan EM4, ambil 1 liter larutan campurkan dengan 200 liter air bersih dan 1 kg gula pasir. Kemudian siramkan pada campuran bahan baku sambil diaduk. Atur kelembaban hingga mencapai 30-40%. Untuk memperkirakan tingkat kelembaban, kepalkan campuran hingga bisa menggumpal tapi tidak sampai mengeluarkan air. Apabila kelembabannya kurang, tambahkan air secukupnya.
- Tutup rapat lubang fermentasi dengan plastik atau terpal, diamkan hingga 7-14 hari. Perlu diingat, kontrol suhu fermentasi hingga maksimal 45oC. Apabila melebihi suhu tersebut, aduk dengan cangkul agar suhunya turun.
- Setelah 14 hari, biasanya pupuk bokashi sudah terbentuk dan bisa diaplikasikan langsung.
- Siapkan bahan-bahan berikut: sisa sayuran, buah-buahan, sisa makanan (nasi, roti, dll), tulang ikan, tulang ayam, 5 kg dedak/serbuk gergaji, 5 kg arang sekam, 10 ml EM4 dan dua sendok gula pasir.
- Siapkan satu tong plastik ukuran 200 liter. Buat lubang bagian bawahnya untuk mengeluarkan cairan hasil pengomposan. Cairan ini berguna sebagai pupuk organik cair.
- Potong atau rajang material organik menjadi potongan kecil, campurkan dengan dedak/serbuk gergaji dan arang sekam.
- Encerkan 10 ml larutan EM4 dengan 1 liter air, tambahkan dua sendok gula pasir. Kemudian siramkan pada campuran bahan baku tadi.
- Tutup rapat tong plastik, apabila suhu melebihi 45oC. Abila warna dan teksturnya sudah seperti tanah, itu tandanya pupuk bokashi sudah terbentuk. Prosesnya kira-kira 5-7 hari.
sumber : http://www.alamtani.com/cara-membuat-pupuk-bokashi.html